Kamis, 19 November 2009

A.FLOWMAP

1. Pengenalan Flowmap

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowmap dapat didedikasikan untuk menganalisis dan menampilkan interaksi atau aliran data. Jenis data dalam arti khusus ada dua lokasi geografis yang berbeda terhubung ke masing-masing item data: Sebuah lokasi tempat asal aliran dimulai dan lokasi tujuan di mana aliran berakhir. . Aliran data itu sendiri dapat orang (misalnya komuter, berbelanja, pengunjung rumah sakit), barang, penggunaan layanan pertanian atau telekomunikasi dan sebagainya. Fungsinya yaitu mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses
(manual/berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan)


Ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan untuk membuat flowmap, yaitu :

1. Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan MENGHITUNG PAJAK PENJUALAN.
5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowmap yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
7. Gunakan simbol-simbol flowmap yang standar.


3. Jenis - jenis Flowmap

1. Flowmap Sistem
2. Flowmap Paperwork atau Flowmap Dokumen
3. Flowmap Skematik
4. Flowmap Program
5. Flowmap Proses

4. Symbol Flowmap




B. DATA FLOW DIAGRAM

1. Pengertian DFD

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.


2. Komponen Proses

Komponen proses menggambarkan bagian mentransformasikan input menjadi output.
Ada empat kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses sehubungan dengan input dan output :
a. 1 input & 1 output
b. 1 input & banyak output
c. Banyak input & 1 output
d. Banyak input & banyak output

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang proses :
- Proses harus memiliki input dan output.
- Proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store atau proses melalui alur data.
- Sistem/bagian/divisi/departemen yang sedang dianalisis oleh profesional sistem digambarkan dengan komponen proses.


3. Komponen Alir Data

Ada 4 konsep tentang alur data :

1. Packets of data
2. Diverging data flow
3. Converging data flow
4. Sumber dan Tujuan
4. Sumber dan Tujuan

4. Komponen Terminator / Entitas Luar

Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan nama entitas luar (external entity).
Terdapat dua jenis terminator :
1. Terminator Sumber ( source) : merupakan terminator yang menjadi
sumber.
2. Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang menjadi tujuan
data / informasi sistem.

5. Komponen Data Store

Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya Mahasiswa. Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen
proses, tidak dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang menghubungkan data store dengan suatu proses mempunyai pengertian sebagai berikut :
• Alur data dari data store yang berarti sebagai pembacaan atau pengaksesan satu paket tunggal data, lebih dari satu paket data, sebagian dari satu paket tunggal data, atau sebagian dari lebih dari satu paket data untuk suatu proses (lihat gambar 2 (a)).
• Alur data ke data store yang berarti sebagai pengupdatean data, seperti menambah satu paket data baru atau lebih, menghapus satu paket atau lebih, atau mengubah/memodifikasi satu paket data atau lebih.

6. Bentuk DFD

Terdapat dua bentuk DFD, yaitu Diagram Alur Data Fisik, dan Diagram Alur data Logika. Diagram alur data fisik lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem diterapkan, sedangkan diagram alur data logika lebih menekankan proses-proses apa yang terdapat di sistem.

7. SyaratPembuatan DFD

Syarat-syarat pembuatan DFD ini adalah :
1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD
2. Pemberian nomor pada komponen proses
3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat
4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit
5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika

Rabu, 11 November 2009

Tugas ke 3 ANSI..
--- Nurhidayanti - 1083023 - TI - 2A ---

Supply Chain Management
Beberapa pengertian Supply Chain Management menurut beberapa pakar.
 Kopezak (1997) :
“Sekelompok entitas yang didalamnya terdapat pemasok, penyedia jasa logistic, perusahaan manufactur, distributor, dan penjual yang digunakan untuk mengalirkan material, produk, dan informasi”.

 Lee dan NG (1997) :
“Merupakan jaringan entitas yang dimulai dari pemasok dan berakhir pada konsumen akhir yang digunakan untuk memproduksi”.

 Simchi – Levi et al.2000
“SCM merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, manufacturers, dan warehouses dan retails secara efisien sehingga produk dapat dihasilkan dan didistribusikan dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat dengan tujuan untuk meminimasi ongkos secara keseluruhan dan meningkatkan tingkat pelayanan (service level)”.

 Martin Christopher (1998)
“Melibatkan jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan downstream dalam proses dan aktivitas yang berbeda yang member nilai dalam bentuk produk dan jasa pelanggan”.

 Chopra (2004)
“Supply Chain mencakup semua fungsi yang terlibat dalam penerimaan dan pemenuhan permintaan customer”.

 Pujawan (2005)
“Jaringan perusahaan – perusahaan yang secara bersama – sama bekerja untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir”.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Supply Chain Management adalah suatu proses di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut structural, dengan kata lain yaitu suatu koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi yang berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen. Sebuah supply chain merujuk kepada suatu hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. Tujuan yang hendak dicapai dari setiap supply chain adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan.


Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:
• Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
• Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
• Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.

Pelaku atau Entitas dalam SCM :
- Suppliers
- Manufacturers
- Wholesellers
- Distributors
- Retails
- Transporters
- Warehouses
Alasan diperlukan SCM :
1. Perusahaan – perusahaan yang berada dalam supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama.
2. Membuat produk yang murah melalui kerja sama antar pelaku disepanjang rantai supply.
3. Mengirimkan produk tepat waktu
4. Mengirimkan produk dengan kualitas yang berkualitas
5. Mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama natar pelaku sepanjang rantai supply.
6. Persaingan terjadi antar network/ supply chain

Salah satu hal penting didalam Supply Chain Management adalah Model Supply Chain. Model Supply Chain merupakan gambaran praktis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku – pelaku trsebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain.
Contoh :
Model Konfigurasi Supply Chain Biskuit

1 -> 5 -> 9 -> 10 -> 11

2 -> 6 -> 9 -> 10 -> 11

3 -> 7 -> 9 -> 10 -> 11

4 -> 8 -> 9 -> 10 -> 11



Keterangan :

1. Penghasil Gandum
2. Penghasil Tebu
3. Penghasil Garam
4. Penghasil Aluminium
5. Pabrik Tepung terigu
6. Pabrik gula
7. Distributor garam
8. Pabrik kaleng
9. Pabrik Biskuit
10. Distributor Biskuit
11. Supermarket

Supply Chain System
1. Struktur
a. Anggota
b. Dimensi
c. Keterkaitan

2. Proses Bisnis
a. CRM (Customers Relationship Management)
b. Demand Management
c. Order Fulfillment
d. Operation
e. Inventory
f. Distribusi dan Transport



3. Sistem Manajemen
a. Planning
b. Control
c. Work flow
d. Organization
e. Communication
f. SOP (Standar Operasi Prosedur)

Supply Chain Strategy
Dalam konteks Supply Chain keputusan ini berupa :
 Pendirian pabrik baru
 Penambahna kapasitas produksi
 Penggabungan dua fasilitas produksi
 Perancangan produk baru
 Pengalihan tanggung jawab pengelolaan persediaan ke supplier
 Pengurangan jumlah supplier
 Pemberlakuan system pengendalian kualitas yang baru, DLL.
Acuan penyusunan Strategi Operasi SCM :
• Market Perspective : Harus mampu menterjemahkan kebutuhan pasar kedalam keputusan – keputusan operasi
• Resources perspective : Harus mampu mengeksploitasi kemampuan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.